Sabtu, 25 Oktober 2008

MEMAHAMI HIDUP MANUSIA

Dalam memahami hidup manusia, kita dihadapkan pada beberapa istilah dan fenomena-fenomena kejadian yang sering susah dijelaskan dengan kata-kata ataupun sulit diterima dengan akal pikiran yang sering menimbulkan polemik dan bahan diskusi dan kajian para ahli. Mungkin pernah dari kita yang mendengar istilah dan kejadian seperti ego, mati, hidup setelah mati, past life,reinkarnasi, nyawa/jiwa, O.B.E, roh/arwah, soul/spirit.

Hasil pemikiran, penelitian dan kajian para ahli ini senantiasa berkembang seiring penemuan2 dan eksplorasi yang selalu bekembang. Dalam perkembangannya konsep manusia juga bermula dari pendapat yang mengatakan bahwa manusia itu adalah mahluk satu dimensi. Siapa kuat dia menang, itulah slogannya.

Kemudian pandangan ini berubah, manusia dipandang merupakan gabungan dua unsur yaitu body dan soul (unsur fisik badan dan unsur non fisik yaitu jiwa) sehingga sering kita dengar istilah jiwa dan raga. Muncul istilah mensana in corporesano (dalam badan yg sehat, terdapat jiwa yg kuat).

Perkembangan konsep manusia bertambah lagi dengan menjadi unsur mind, body dan soul. (pikiran, raga, jiwa). Pemahaman ini meyakini bahwa pikiran manusia itu adalah pengatur dan sistem kesimbangan antara jiwa dan raga. Muncul filsafat: “ Aku berpikir maka aku ada” Pikiran (dlm hal ini otak) yang mengatur dan mengendalikan gerak manusia serta jiwa sebagai unsur spiritual dalam diri manusia. Manusia seimbang adalah manusia yang bisa mengendalikan keseimbangan ketiga komponen/unsur2 tersebut sehingga kehidupan manusia tersebut menjadi sempurna dan selaras dengan alam. Seiring perkembangan dan kesadaran manusia akan alam, banyak bermunculan konsep-konsep back to nature dengan membuat keseimbangan antara mind, body and soul tsb.

Berdasarkan eksplorasi dan kajian mendalam pemahaman konsep manusia menurut penulis bisa dibedakan menjadi 4 badan yaitu : Mind, mental, body dan soul. ( Kami sebut sbg 4 badan diri manusia). Dimana jika manusia diibaratkan seperti komputer, maka body / fisik nya merupakan piranti hardwarenya sedangkan mind, mental, merupakan piranti soft ware nya.

4 Badan Diri Manusia :
Roh (Spirit). Ahli barat menyebutnya sebagai God Spot. Dimensi ini merupakan bagian dari spiritualitas Ke Esa an Yang Maha Kuasa. Roh adalah bagian dari Ilahi yang menghidupkan jiwa.

Mind. Diatur dalam sistem syaraf manusia pada bagian cortex yang mempengaruhi efek kognitif yang berperan dalam daya pikir intelektual manusia yang biasa dikenal dengan Intelegence Quotient ( IQ). IQ diperkenalkan oleh psychologist Perancis yang bernama Alfred Binet tahun 1905. Tujuan awalnya adalah mengidentifikasi siswa yang memerlukan bantuan dalam belajar. Satu hal yang mendasar yang membedakan antara manusia dengan binatang yaitu sistem syaraf manusia terdiri dari sistem cortex, sedangkan pada hewan mamalia hanya memiliki sistem refleks (medula spinalis) dan sistem limbik (Paleomammalian brain) saja.

Mental. Diatur dalam sistem syaraf manusia pada bagian limbik yang mempengaruhi efek afektif yang berperan dalam emosi, intuisi, dan drive yang biasa dikenal dengan Emotional Quotient ( EQ). EQ diperkenalkan oleh Daniel Goleman (1995).

Jasmani. Diatur dalam sistem syaraf manusia pada susunan syaraf tulang belakang yaitu pada medula spinalis yang mempengaruhi psikomotorik/ alat gerak yang berperan dalam gerak reflex dan instink yang biasa dikenal dengan Psikomotor Quotient ( PQ).


BODY & NYAWA
Yang sering menjadi pertanyaan kebanyakan orang adalah hubungan antara Body dan Nyawa. Body atau tubuh manusia terbentuk dari proses bio kimia yaitu pertemuan /zygot antara sel telur yang dibuahi sel sperma. Roh yang merupakan bagian dari Ilahi masuk ke tubuh seseorang (misalnya seorang bayi) baru kemudian ditiupkan nyawa ke tubuh bayi tsb.

Nyawa ini yang merupakan energi bagi tubuh. Energi pada tubuh manusia bisa dilihat melalui foto kirlian/foto aura. Pada orang yang waskita/peka, mereka akan bisa melihat dgn mata bathin aura tubuh seseorang. Coba perhatikan aura orang yang sudah meninggal. Berwarna apakah auranya? Apakah hitam, kelam, merah, biru atau malah tidak ada auranya?

Pada orang yang telah meninggal aura tubuhnya negatif atau tidak ada lagi. Bila energi tubuh = aura, apakah aura = nyawa? Mungkin kita bisa berhipotesa, aura adalah pancaran energi tubuh = nyawa. Prinsip ini sama seperti Planet. Planet Mati / bintang mati. Bintang yang masih hidup akan mengeluarkan cahaya yang bisa kita lihat. Tetapi bila suatu bintang itu telah mati, maka cahaya bintang tsb hilang dan kita tidak bisa melihat cahaya bintang itu lagi.

Kalau nyawa/ jiwa adalah energi tubuh, dan nyawa berbeda dengan roh, lalu apa fungsi dari nyawa itu? Fungsi nyawa/jiwa adalah mengikat Roh dan jiwa pada tubuh manusia. Ibarat sebuah kendaraan maka Nyawa adalah energi dan jiwa ini adalah drivernya. Sedangkan Roh adalah pemilik mobil sedangkan jasad adalah mobilnya.

Saat inilah (manusia hidup), seorang manusia harus belajar mengarahkan hidupnya kearah perbaikan, agar sang pemilik bisa mengalami pembelajaran dan kesempurnaannya dan bersama-sama dengan jiwa sbg drivernya menuju kesempurnaan untuk bisa bertemu Tuhannya. Nah, apa yang terjadi bila dalam perjalanannya tersebut terhenti atau siempunya tubuh mati? Bila hal ini terjadi (meninggal) maka nyawa (energi/chi) ini hilang atau habis, sedangkan rohnya terlepas dari tubuh juga jiwa. Jiwa yang lepas pd saat meninggal sering disebut dengan arwah. Arwah berada pada dimensi lain pd saat itu.

ROH MANUSIA
Seperti telah disinggung pada penjelasan sebelumnya, Roh (spirit) manusia itu merupakan bagian dari spiritualitas Keesaan Yang Maha Kuasa atau ahli barat menyebutnya dengan God Spot (titik Tuhan). Roh adalah bagian dari Ilahi yang menghidupkan jiwa. Tuhan adalah sesuatu yang Gaib sama seperti halnya Roh.

Ia merupakan blue print Tuhan dalam mencipta. Ia memiliki kemampuan maujud sesuai tempatnya bereinkarnasi. Bila Roh bereinkarnasi ke tubuh manusia maka jadilah ia Roh manusia. Dalam proses reinkarnasi Roh mencapai kesempurnaan, ia harus mencari wadah yang bisa membuatnya mengalami peningkatan sehingga bisa “naik peringkatnya”. Pada diri manusialah Roh mengharapkan bisa meningkatkan energinya untuk kesempurnaan itu. Karena manusia bisa mengalami proses pembelajaran perbaikan diri dan peningkatan energi. Hanya dengan itulah Roh bisa mencapai kesempurnaan. Energi Roh ini bisa bertambah namun tidak berkurang. Pada saat Roh bereinkarnasi pada hewan dmn Roh hanya mengisi secara fisik tubuh tersebut. Tidak terjadi proses pembelajaran dan peningkatan grade yang dialami roh. Mengapa? Karena hewan hanya memiliki tulang belakang dan sistem limbik yang berperan dalam emosi, insting, nafsu saja sedangkan cortex yang mempengaruhi Mind yang berperan dalam intuisi, daya pikir intelektual (IQ), nurani, akal, tidak dimiliki oleh hewan. Sehingga pada tingkat ini, energi Roh tidak bertambah.

Semua kejadian yang dialami Roh pada saat proses reinkarnasinya tersebut tersimpan dalam memori Roh tersebut. Memori-memori ini tersimpan didalam disket/ otak pada tubuh tempatnya bereinkarnasi yang terkadang bisa muncul dengan sendirinya dalam bentuk mimpi, dejavu, atau bisa sengaja dimunculkan dengan metode meditasi past life/TLP/NLP/Hipnoterapy dsb.

SIFAT ROH
Roh termasuk gaib yang merupakan bagian dari Ilahi, yang menjalani proses reinkarnasi dalam usahanya mencapai kesempurnaan. Menurut jenis/modelnya Roh itu bisa bereinkarnasi pada manusia, hewan, tumbuhan, malaikat, jin, alam.

Sifat dari Roh itu:
Roh Idopi: rupanya Gumilang. Kerjanya untuk menunjukkan kehidupan manusia.
Roh Kudus: rupanya putih. Kerjanya untuk menunjukkan kecukupan kehidupan manusia.
Rohani: rupanya Herang (Bening) bahan menjadi Air. Kerjanya menunjukkan untuk kecukupan kehidupan badan manusia.
Roh Jasmani: rupanya hitam bahan menjadi Bumi (Tanah). Kerjanya untuk menunjukkan hasil-hasil kecukupan macam-macam kecukupan yang ada di Bumi.
Roh Robani: rupanya Merah bahan menjadi Api, kerjanya mengesahkan kepada makanan manusia seluruhnya.
Roh Hewani: rupanya Kuning bahan menjadi Angin. Kerjanya menunjukkan hawa dingin, hawa nyaman, menunjukkan ke rakhmatan untuk badan kasar manusia seluruhnya.

ROH & JIWA

Banyak pendapat dan opini yang berkembang yang menyamakan antara Roh dan jiwa. Memang bagi orang awan sangat sulit untuk mencerna dan memahami persamaan atau perbedaan antara Roh (spirit) dan jiwa (soul), mana yang lebih dahulu ada, Roh atau jiwa? Sebelum membahas semua pertanyaan-pertanyaan tsb, ada baiknya persamakan dahulu persepsi kita tentang penjelasan Roh dan Jiwa.

Pada saat masa fetus (bayi dalam rahim). Roh (spirit) masuk ke dalam tubuh(body) dan kemudian diberikan jiwa (soul), dan kita menyebutnya bahwa fetus tersebut telah bernyawa. Jadi Roh (spirit) adalah bagian dari Ilahi yang menghidupkan jiwa. Pada saat itu keberadaan antara Roh dan Jiwa balance/nil/sinkron. Karena itu banyak yang mengatakan fetus (bayi yg masih dalam kandungan masih suci, bersih, belum ada dosa. Namun seiring perkembangan diri, bertambahnya usia, pengaruh lingkungan sosial, peradaban, sering membuat dan mempengaruhi perkembangan jiwa sehingga menjadi tidak sinkron lagi dgn Roh tsb. Jiwa dipengaruhi oleh emosi-emosi yang lambat laun menutupi keberadaan Roh(spirit). Emosi dan ego sbg manusia lebih dominan dibandingkan perkembangan roh(spirit)/Got spot tsb.

Jika Roh(spirit) adalah bagian dari Ilahi / the Got Spot, maka jiwa tersebut lebih merupakan pantulan dari mind, emosi dan merupakan wakil dari Roh yang merefleksikan ke”aku”an, ego ke”manusiaan” diri.

Roh mempengaruhi sistem cortex yang mempengaruhi kognitif dan daya pikir intelektual dan spiritual manusia (berpusat di cakra mahkota). Roh juga mempengaruhi afektif manusia yang berperan dalam intuisi. Sedangkan jiwa mempengaruhi afektif manusia yang berperan pada intuisi (berpusat di cakra jantung), disamping itu jiwa mempengaruhi psikomotorik yang berpengaruh pada insting. (yang berpusat di cakra pusar). Serinkali terjadi daya tarik menarik , pengaruh – mempengaruhi antara Roh dan jiwa pada afektif yang berperan pada munculnya intuisi(pd cakra jantung). Dalam hal ini rasa “aku”, “ego”, :emosi” manusia seringkali menutupi spiritualitas Roh yang menghambat naiknya grade kesempurnaan Roh dan jiwa itu sendiri. Akibatnya yang muncul dominan adalah psikomotorik dalam bentuk prilaku manusia dgn sistem limbik pengaturnya yang justru memunculkan insting dan menutupi intuisi sejati.

Untuk dapat bertemu dengan Tuhan, Roh dan jiwa harus mencapai kesempurnaan. Roh dan jiwa br bs sempurna dan menyatu kalau egonya sdh bersih dari ego negatif dan sinkron dgn ego Ilahi. Untuk meng- nol – kan, membersihkan ego, emosi, maka unsur kognitif dan afektif harus mampu di seimbangkan dan dikontrol keberadaannya sehingga tidak terjadi tarik menarik, pengaruh-mempengaruhi antara unsur kognitif dan unsur afektif yang dapat menutupi ego ilahi/spiritualitas Roh yang dapat menghambat Roh dan jiwa mencapai kesempurnaannya untuk bisa bertemu dengan Tuhan.


JIWA DAN EGO MANUSIA
Setelah pada penjelasan sebelumnya telah disepakati bahwa jiwa dan Roh itu berbeda, namun jiwa adalah driver bagi Roh untuk mencapai kesempurnaan. Pada saat tubuh itu mati, maka jiwa akan terlepas dari jasadnya dan Roh terbebaskan untuk bereinkarnasi jika perlu. Jiwa yang bersih dari ego, mind dan emosi negatif dapat menghantarkan Roh menuju kekesempurnaan. Disini terjadi penyatuan jiwa dan Roh yang telah mencapai kesempurnaannya. Apa yang terjadi jika jiwa belum mencapai kesempurnaan? Apakah Roh juga tidak sempurna? Apakah Roh harus bereinkarnasi lagi untuk memperbaiki raportnya? atau Roh bisa mencapai kesempurnaannya sendiri? Sebelum menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut, ada baiknya kita telaah jiwa dan ego manusia itu sendiri.

Karena jiwa itu bersifat unik, Knp unik? Karena jiwa berkembang dari bio – psiko- sosial yang berbeda.

Jiwa mewakili Roh dalam menjalani kehidupan didunia ini. Karena itulah dalam jiwa terdapat dan muncul sifat “aku” yang melepaskan diri dari “Aku Ilahi". “Ego” yang dalam fitrahnya sesungguhnya “aku” dan “ego” Ilahi bersatu, namun, didalam perjalanan kehidupannya seringkali berkembang menjadi ego negatif manusia.

Tubuh/body mendapatkan energi dari jiwa dan mendapatkan memori dari roh. Sebagai manusia yang diberikan kehendak bebas, ia bebas menentukan, mengendalikan dan mengontrol ke empat (4) unsur badannya. Sebagai manusia ia bebas menentukan bagaimana cara untuk mencapai tujuan/misi hidupnya dan mencapai kesempurnaan jiwa dan Roh untuk bertemu dengan Tuhannya. Karena kualitas jiwa dan Roh tidak sama, maka, untuk bisa menyatu dengan Roh jiwa harus mensinkronkan egonya dengan ego Ilahi atau dengan kata lain untuk mencapai kesempurnaan “aku” dan “ego” nya harus menyatu dengan “aku” dan “ego” universal / Ilahi. Pada titik ini reinkarnasi sudah tidak diperlukan lagi.

Bagaimana cara menghilangkan ego manusia dan menyatu dengan ego Ilahi? Kuncinya pada Kepasrahan Total. Ya, Kepasrahan Total yang mampu menghapuskan semua penghalang ego Ilahi seperti emosi, mind negatif, nafsu dsb.

Mencapai hal ini tentu bukan perkara mudah, perlu energi khusus dan latihan yang terus menerus. Salah satu energi yang dapat di pakai adalah Energi Inti Awal Kehidupan (IWAKE). Inilah energi Big Bang yang merupakan pemecah sekaligus pemersatu semua elemen yang ada di alam semesta.

KEPASRAHAN TOTAL
Dalam melaksanakan relaksasi maupun meditasi kita berusaha untuk berpasrah diri, nrimo, no mind, nil, 0, kita buat diri kita berada di titik tengah antara negative dan positif. Artinya apa? Tidak ada aksi ataupun reaksi, diam pasrah, accept, menerima apa yang terjadi atas diri kita, menerima apa adanya , karena pada titik itulah keseimbangan antara mind, mental, body dan soul(roh) terjadi. Pada titik tersebut kita berserah diri pada Ilahi atas semua kehendak / iradatNya. Pada titik pasrah tersebut nurani / kata hati kita bekerja atas kehendakNya pada diri kita.

”Kepasrahan Total”. Ya, diperlukan suatu kepasrahan yang benar-benar total atas keadaan diri, atas penerimaan yang terjadi. Suatu keadaan yang diawali dengan kepasrahan dan diakhiri dengan kepasrahan, proses itulah yang dimaksud dengan kepasrahan total. Mulailah awali hari ataupun bermeditasi diawali dengan sikap pasrah, mempersiapkan mind, body dan soul kita untuk mengontrol emosi/desire/hasrat agar jangan sampai mendominasi pikiran/mind kita. Desire/ hasrat memang diperlukan untuk mengarahkan afirmasi dan memfokuskan pikiran kita atas afirmasi yang kita ucapkan namun jangan sampai emosi /desire itu mengontrol/ mendominasi. Tahap berikutnya lakukan relaksasi , Afirmasi dan Visualisasi. Pada akhirnya, sikap pasrah kembali diperlukan untuk bisa menerima setiap hasil/ keadaan yang terjadi. (disini terjadi hukum emosi mengikuti pikiran) serta rasa syukur kita panjatkan kepada Ilahi atas anugrah yang telah diberikan.

Sikap kepasrahan total ini tidak hanya diterapkan pada saat kita melakukan meditasi saja tetapi bila dalam setiap memulai hari kita awali dengan sikap pasrah atas apa yang akan kita jalani, kemudian kita tutup hari kita dengan sikap pasrah, kemudian bersyukur atas apa yang kita terima, nrimo atas apa yang terjadi, seluruh body, mental, mind dan soul kita akan bisa mengontol emosi/desire/ego2 kita. Inilah hakekat dari kepasrahan total, memulai sesuatu dengan kepasrahan dan mengakhirinya dengan kepasrahan serta bersyukur atas apa yang terjadi.

JIWA DAN ARWAH
Nyawa adalah energi dari body (tubuh) yang terpancar dan dapat dilihat dengan mata bathin ataupun dengan foto Kirlian yang biasa disebut dengan aura. Pada saat ajal tiba, nyawa habis dan jiwa terlepas dari body. Jiwa yg terlepas inilah yang disebut dengan arwah. Pada jasad org yang telah meninggal, energi tubuhnya telah habis sehingga auranyapun sudah tidak ada lagi. Kemana arwah – arwah tersebut? Arwah yang belum mencapai kesempurnaan atau yang belum menyatu dengan Roh dalam kesempurnaan, akan hidup dalam dimensi lain dan tergantung evolusi ego yang dialaminya.

Oleh karena itu, bagi jiwa yang berada di tinkat lebih tinggi dapat ‘jalan-jalan’ ke tingkat/dimensi di bawahnya, sebaliknya, bagi jiwa yang tingkat evolusinya masih rendah, tidak bisa ‘naik’ le level di atasnya.

PENGETAHUAN HIDUP
Manusia ( dengan 4 badannya), Alam semesta ( beserta isinya ), Jin, Malaikat, Waktu, Arwah adalah sejatinya “ Hidup”. Semua nya itu “ hidup” sesuai kodrat dengan tugas dan tanggung jawabnya masing2. Manusia adalah mahluk ciptaanNya yang paling sempurna, paling tinggi derajatnya, memiliki “free of will” – kehendak bebas. Mengapa manusia sangat istimewa? Karena manusia diberi kemampuan untuk menelaah, mengeksplore dan mengetahui semua rahasia ciptaanNya. Manusia diberi kemampuan untuk menggali, mengenali, menemukan pengetahuan yang merupakan kunci untuk mengungkap rahasia ciptaanNya. Karena itulah pengetahuan itu sangat penting bagi manusia dalam upaya pembelajaran , memahami, mengerti dan mencari arti hidup/kehidupan ini.

Dengan pengetahuan ini manusia harus memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk terus mengeksplore, memahami dan mengerti tentang dirinya, asalnya, lingkungannya, semesta alam, asal semua ini dan Tuhannya. Jika manusia telah belajar dan mengetahui asalnya, dirinya sendiri, lingkungannya, semesta alam dan Tuhannya maka ia telah mengetahui “Hakekat Hidup” sejatinya. Kerukunan dan keseimbangan antar bangsa, antar mahluk dengan semesta akan terwujud. Harmonisasi seluruh alam akan tercipta. Inilah yang dinamakan hidup yang sempurna.